Mendamba Wakil Rakyat yang Merakyat


Nadhiroh S.Sos.I, M.I.Kom
Alumni Pascasarjana Ilmu Komunikasi UNS tinggal di Tegal


Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu setuju


Lirik lagu Iwan Fals yang berjudul Surat Buat Wakil Rakyat itu sudah tidak asing di telinga sebagian masyarakat Bangsa ini. Meski lagu lama, sebagian orang-orang suka dengan isi lagu yang mengungkapkan harapan-harapan masyarakat terhadap wakil rakyat yang duduk di kursi dewan.

Fenomena adanya wakil rakyat yang sedang tidur memang menjadi sorotan sejak dulu sampai sekarang. Memang wajar ketika orang mengantuk karena siapapun bisa mengantuk. Namun, karena ini menimpa wakil rakyat yang merupakan public figure sehingga tetap dibahas, disorot dan menjadi bahan pembicaraan di mana-mana. Apalagi di era teknologi informasi dan komunikasi yang semuanya bisa tersebar cepat. Konstituen tentu berharap wakil rakyat tampil prima ketika menjadi wakil mereka di gedung dewan. 

Tanggal 16 Oktober, ada dua peringatan besar yaitu Hari Parlemen Indonesia dan Hari Pangan Internasional. Penulis tidak membahas sejarah kedua hari ini dalam tulisan ini. Namun, penulis berharap momentum Hari Parlemen Indonesia bisa menjadi sarana untuk melakukan evaluasi dan introspeksi bagaimana sepak terjang Parlemen Indonesia selama ini.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online disebutkan pengertian parlemen adalah badan yang terdiri atas wakil-wakil rakyat yang dipilih dan bertanggung jawab atas perundang-undangan dan pengendalian anggaran keuangan negara.

Menjadi seorang wakil rakyat adalah pilihan. Idealnya, sebagai wakil rakyat yang sudah menjadi pilihannya maka dia harus berkomitmen untuk sungguh-sungguh menjalankan apa yang sudah diamanatkan kepadanya. Wakil rakyat sebaiknya  memang harus merakyat. 

Penulis pernah membersamai seorang wakil rakyat yang duduk di DPR RI turun ke bawah (Turba) di beberapa tempat di sebuah daerah di Jateng. Dia berusaha menyampaikan bantuan dari pusat kepada beberapa sekolah di hari liburnya. Dia ingin memastikan bantuan itu tidak terpotong sebab banyak kejadian potongan-potongan bantuan dan penerima akhirnya hanya mendapat sedikit dari bantuan yang semestinya diterima.

Bahkan, ia menolak dengan halus jamuan yang “besar” di sebuah rumah makan dan memilih makan sendiri di tempat pilihannya dengan merogoh kocek sendiri. Ia khawatir ada unsur gratifikasi di dalamnya. Wakil rakyat itu benar-benar berusaha hati-hati. 

Mengalir dari lisannya ucapan bahwa orang-orang yang sudah terpilih terkadang malas turba. Sebab, turba dianggap sebagian wakil rakyat agenda yang merepotkan, melelahkan dan menghabiskan banyak pengeluaran.

Sebagai rakyat biasa, tentunya kita tidak ingin uang rakyat untuk ”bancakan”. Harapan bersama wakil rakyat yang sudah duduk di kursi dewan benar-benar mengemban amanat rakyat. Bukan justru menjadi ajang untuk memperkaya diri sendiri.

Memang tidak semua wakil rakyat korupsi. Masih ada wakil-wakil rakyat yang benar-benar bekerja dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Namun, karena banyaknya kasus korupsi yang menimpa wakil rakyat sehingga anggota-anggota dewan yang baik dan benar menjadi tertutup karena kondisi tersebut.

Di dalam web Jawa Pos.com edisi 6 September 2019, Ketua KPK Agus Rahardjo menyampaikan dari sekian banyak kasus korupsi yang ditangani sejak KPK berdiri, anggota DPR/DPRD mendominasi daftar koruptor. Tercatat sebanyak 255 perkara yang menjerat oknum anggota DPR/DPRD. Merujuk kepada data di website KPK, Agus menyebutkan lebih dari 1.000 perkara korupsi sudah ditangani. Namun, bukan hanya soal jumlah orang yang ditangkap dan diproses hingga divonis bersalah melakukan korupsi. Dia menyatakan jabatan pelaku korupsinya juga terbaca jelas. Pelaku pejabat publik terbanyak adalah para anggota DPR dan DPRD, yaitu dalam 255 perkara.

Tentunya miris sekali menyaksikan realita bahwa ternyata uang rakyat banyak yang dikorup. Rakyat menaruh harapan besar kepada orang-orang yang sudah dipilihnya. Idealnya, wakil rakyat bisa merakyat dan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi rakyat. Seharusnya mereka mendahulukan kepentingan umum, kepentingan Bangsa dan Negara ini. Bukan justru berlomba-lomba memperkaya diri sendiri dengan cara korupsi.

Salah satu Redaktur Radar Tegal, Rochman Gunawan dalam tajuknya di kolom Ponggol Setan edisi Radar Tegal, Rabu (9/10) menulis tentang Kafe Rakyat ala DPRD.

Rohman Gunawan dalam tajuknya di kolom Ponggol Setan mengupas perihal Kafe Rakyat ala DPRD.  Rohman menyebutkan DPRD Kabupaten Tegal membuat terobosan baru sebuah kafe bernama Kafe Rakyat untuk sekedar melepas penat di tengah kesibukan.  Hebatnya,  masyarakat juga bisa datang dan menikmati aneka makanan dan minuman di sana secara cuma-cuma alias gratis. 

Rohman berharap semoga, kehadiran Kafe Rakyat bisa menjadi tempat untuk berbagi info
rmasi sarana berkeluh kesah warga atas berbagai persoalan yang ada di lapangan dan dapat di jawab dalam suasana yang tidak kaku.

Wakil rakyat sebagai sosok yang mendapat amanat seyogianya benar-benar melayani rakyat.  Konsekuensi mereka menjabat sebagai wakil rakyat memang sudah semestinya siap lahir dan batin memperjuangkan aspirasi umat. Bahkan kepentingan pribadi dan keluarga kadang mesti dinomorduakan.

Sangat disayangkan, sebagian wakil rakyat hanya merakyat ketika mereka butuh dukungan suara.  Sebelum terpilih,  para caleg mendekati masyarakat untuk menarik perhatian,  simpati dan berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan dukungan kaum tertentu.  Sehingga mereka disebut pro rakyat,  pro wong cilik, pro petani, pro perempuan, pro kaum buruh,  pro kaum marginal dan sebagiannya. 

Wahai wakil rakyat teruslah merakyat. Sehingga konstituen Anda akan dekat dan hormat. Angkatlah kesejahteraan rakyat, sejahterakan wong cilik, makmurkan kaum buruh, kaum tani dan kaum marjinal dan agenda-agenda pro rakyat lainnya.

Penulis meyakini para wakil rakyat pasti sudah memiliki program baik yang tertulis dan tidak tertulis. Seraplah aspirasi masyarakat sehingga program-program itu benar-benar program yang nyata dan sesuai kebutuhan serta dapat dirasakan manfaatnya. Bukan kegiatan yang mengada-ada dan sekadar ada atau fiktif agar anggaran cair. 

Wakil rakyat baru saja dilantik. Mereka sudah disumpah. Berikan mereka kesempatan untuk bekerja dan membuktikan diri bagaimana kinerja mereka.

Siapapun bisa ikut mengontrol kinerja mereka. Warga, media, LSM dan siapapun bisa mengingatkan wakil rakyat jika mereka keluar jalur. Sampaikan dengan cara yang baik,  sopan dan santun serta tidak anarkis. Sama-sama mencari solusi agar kondisi Negeri ini semakin membaik. 

Semoga wakil rakyat yang duduk di kursi dewan saat ini lebih amanah. Jangan tambah deretan koruptor dari anggota dewan. Jaga citra lembaga negara ini.

Teruslah merakyat, dekat dengan masyarakat sedekat sahabat. Tebarkanlah manfaat agar kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Selamat Hari Parlemen Indonesia. Peringatan hari ini semoga menjadi pijakan bagi wakil rakyat untuk terus meningkatkan kinerja dan kiprah mereka bagi Negeri tercinta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengangkat Derajat Bangsa dengan Membaca

Memaksimalkan Potensi Pantai di Tegal

7 Langkah Menjadi Penulis